Saturday, September 1, 2007

STROBERI
( Fragaria chiloensis L. / F. vesca L. )

1. SEJARAH SINGKAT

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di
Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L
menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain,
yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini
pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.

2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.

Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari
persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L.
var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan
stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne.
3. MANFAAT TANAMAN

Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya.
Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam,
ataupun stup (compote) stroberi.

4. SENTRA PENANAMAN

Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati.
Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di
dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di
mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa
untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi.

5. SYARAT PERTUMBUHAN

5.1. Iklim
1) Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-
700 mm/tahun.
2) Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan
adalah 8–10 jam setiap harinya.
3) Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran
tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20 derajat C.
4) Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-
90%.

5.2. Media Tanam
1) Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur,
gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun
adalah 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.5–7,0.
3) Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100
cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat
poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter
dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar
sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.

1) Perbanyakan dengan biji
1. Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu
keringanginkan.
2. Kotak persemaian
erupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa
campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1).
Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak
semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur
18-20 derajat C.

3. Persemaian disiram setiap hari,
Setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.

2) Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun
Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif.
Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:

1. Bibit anakan
Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa
bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam
polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis
(1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
2. Bibit stolon
Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar
sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi
campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan
berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.

3) Bibit untuk budidaya stroberi di polibag
Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama,
tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1).
Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag
kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm
berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.

5.2. Pengolahan Media Tanam

1) Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
a) Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.
b) Keringanginkan selama 15-30 hari.
c) Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60
cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40
x 60 cm.
d) Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan
bedengan/ guludan.
e) Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari.
f) Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.
2) Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.
a) Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
b) Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm,
lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak
antar bedengan 60 cm.
c) Keringanginkan 15 hari.
d) Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250
kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl.
e) Siram hingga lembab.
f) Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan
kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.
g) Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis.
Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam
menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
h) Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
3) Pengapuran
Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas
bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah
bedengan/guludan selesai dibuat.
6.3. Teknik Penanaman
1) Siram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan
hati-hati.
2) Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
3) Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk
anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk
diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
4) Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.

6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam.
Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa
plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan
ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya
dilakukan bersama pemupukan susulan.
3) Perempelan/Pemangkasan
Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas.
Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak.
Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.
4) Pemupukan
a) Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam
sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan
dangkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah.
b) Pertanaman dengan mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan
kurang baik. Campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan
dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.
5) Pengairan dan Penyiraman
Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah
itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering.
Pengairan bisa dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.
6) Pemasangan Mulsa Kering
Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan
yang tidak memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3–5 cm
dihamparkan di permukaan bedengan/guludan dan antara barisan tanaman.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di
permukaan bawah daun. Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan
bunga/buah terhambat. Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan
Confidor 200 LC.
2) Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)
Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi
tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat,
keriting, mengering dan gugur. Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC,
Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
3) Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar
(Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus).
Gejala: di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan
insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu
menjelang fase berbunga.
4) Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal.
Pengendalian: kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
5) Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)
Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala: tanaman tumbuh
kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Pengendalian: dengan nematisida
Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.
7.2. Penyakit
1) Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
Gejala: bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering.
Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
2) Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)
Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah
dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian: dengan fungisida
berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
3) Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
Gejala: (1) buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan
mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan
tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian:
membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa
plastik.
4) Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman)
Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar,
kadang-kadang layu terutama siang hari.
5) Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti
tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendalian: dengan fungisida
Benlate atau Rubigan 120 EC.
6) Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu
tua. Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
7) Bercak daun
Penyebab: (1) Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, Gejala: bercak
kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah
menjadi putih; (2) Pestalotiopsis disseminata, Gejala: bercak bulat pada daun.
Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat
kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani, Gejala:
bercak coklat-hitam besar pada daun. Pengendalian kimia dengan fungisida
bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB
21.
8) Busuk daun (Phomopsis obscurans).
Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian
noda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian: dengan Dithane M-45,
Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.
9) Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan
tanaman mati. Pengendalian: melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
10) Virus
Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. Gejala: terjadi perubahan warna
daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol
(motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian: menggunakan
bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida
untuk mengendalikan serangga pembawa virus.
Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus
hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga
tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan
keluarga Rosaceae dan memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang sakit.
Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan
hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat
menurunkan serangan.
8. PANEN
Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah
tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan,
bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat
berlangsung selama 2 tahun tanpa henti.
8.1. Ciri dan Umur Panen
1) Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
2) Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
3) Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal
pembentukan buah.
8.2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya.
Panen dilakukan dua kali seminggu.
7.3. Perkiraan Produksi
Produktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas dan teknik budidaya:
a) Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.
b) Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.
c) Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.
Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memberikan hasil 1-1,25
kg/tanaman/tahun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di
tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah
di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di
atas rak-rak penyimpanan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada
varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
a) Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna
dan kematangan buah seragam.
b) Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan
warna buah bervariasi.
c) Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan
kelas I yang masih dalam keadaan baik.
9.3. Pengemasan dan Penyimpanan
Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg
dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam
lemari pendingin 0-1 derajat C.

Tuesday, August 21, 2007

BUDIDAYA BAWANG MERAH

Teknik Budidaya Bawang Merah
Pedoman Teknis a. Pemilihan BibitBibit bawang merah dipilih yang sehat : warna mengkilat, kompak/tidak keropos, kulit tidak luka dan telah disimpan 2-3 bulan setelah panen). Kultivar atau varietas yang dianjurkan adalah :
Dataran rendah : Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86.
Dataran mediun atau tinggi : Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok2. b. Kultur Teknis Pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah dilakukan sebagai berikut :
Pada Lahan bekas sawah Dibuat bedengan dengan lebar 1.50-1.75 m. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 0.5 m dan kedalaman 0.5 m. Tanah di atas bedengan dicangkul sedalam 20 cm sampai gembur.
Pada Lahan kering Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 20 cm sampai gembur. Dibuat bedengan dengan lebar 1.20 m dan tinggi 25 cm. Jarak tanam bawang merah pada musim kemarau 15x15 cm atau 15x20 cm, sedang pada musim hujan 15x20 cm atau 20x20 cm. Jika pH tanah kurang dari 5.6, dilakukan pengapuran dengan menggunakan Kaptan atau Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1.5 ton/ha. c. Pemupukan Pupuk dasar diberikan 1 minggu sebelum tanam yaitu 15-20 ton.ha pupuk kandang atau 5-10 ton/ha kompos matang ditambah 200 kg/ha TSP. Pupuk disebar dan diaduk rata sedalam lapisan olah. Jika umur simpan bibit yang akan ditanam kurang dari 2 bulan, dilakukan 'pemogesan' (pemotongan ujung umbi) kurang lebih 0.5 cm untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman. Kemudian umbi bibit ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi. Penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman :
umur 0-10 hari, 2 x/hari (pagi dan sore hari)
umur 11-35 hari, 1 x/hari (pagi hari)
umur 36-50 hari, 1 x/hari (pagi atau sore hari) Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha. Pupuk diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan tanaman. Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan. 3. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) a. Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah :
Telur dan ulat dikumpulkan lalu dimusnahkan
Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha
Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac. b. Hama trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC. c. Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan. d. Penyakit otomatis atau antraknose Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP. e. Penyakit trotol Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk membasminya. 4. Panen dan Pasca Panen
Untuk bawang konsumsi, waktu panen ditandai dengan 60-70% daun telah rebah, sedangkan untuk bibit kerebahan daun lebih dari 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7 hari).
Setelah kering 'askip' (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas selama 3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.Kemasan bawang 5. Usahatani Bawang Merah Penggunaan input pada usahatani bawang merah dilakukan secara intensif. Input tertinggi pada tenaga kerja (37% tinggi). Sedangkan input bibit (33%) menempati urutan kedua di dataran rendah dan kedua di dataran tinggi adalah input pestisida (15 %). Kriteria kualitas yang dikehendaki oleh konsumen rumah tangga adalah :
Umbi berukuran besar
Bentuk umbi bulat
Warna kulit merah keunguan
Umbi kering askip Sedangkan konsumen luar (untuk ekspor) yang dikehendaki adalah :
Umbi berukuran besar
Bentuk umbi bulat
Wana kulit merah muda
Umbi kering lokal

BUDIDAYA SALAK DENGAN MENCANGKOK

Teknik Perbanyakan Salak Secara Cangkok
Keluaran Tanaman salak merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis asli Indonesia. Perbanyakan tanaman salak dapat dilakukan secara generatif (biji) atau vegetatif (cangkok). Bahan dan Peralatan a. Bahan Pupuk ZA, pupuk Urea, pupuk KCL, dolomit, Borax, ZnSO, zat pengatur tumbuh (ZPT) b. Peralatan Parang (alat potong lainnya), pahat dan palu kayu, cethok (cepang), wadah (pot bambu atau botol aqua) Pedoman Teknis a. Pemilihan pohon induk dan anakan
tanaman salak dapat digunakan sebagai pohon induk apabila sudah berproduksi secara mantap dan berumur ñ 6 - 7 tahun
pohon induk terpilih harus sehat
jumlah tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk maksimal 3 - 5 tunas, yang ideal 2 tunas.
pemeliharaan pohon induk dilakukan secara optimal
dosis pemupukan khususnya varietas salak Bali dan salak Pondoh adalah 300 g ZA + 37,5 g Urea + 175 g KCL + 200 g Dolomit + 37,5 g Borax + 3,37 g ZnSO per rumpun (pohon)
pupuk diberikan secara melingkar di bawah tajuk terluar tanaman
penyakit yang sering menyerang tunas/anakan adalah gejala penyakit lengkung daun dan malformasi (perubahan bentuk) yang dicirikan dengan ujung pelepah daun tumbuh zigzag.
tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai 3 - 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna. b. Peralatan dan wadah cangkokan
parang (alat potong lainnya), digunakan untuk memotong daun-daun tua dari pohon induk agar tidak mengganggu pada waktu mencangkok.
pahat dan palu kayu, untuk membersihkan pangkal anakan sebelum dicangkok dan memotong cangkokan saat pemisahan dari pohon induknya
Cethok (cepang) berfungsi untuk menggali tanah disekitar anakan apabila tertutup tanah
wadah cangkokan berfungsi sebagai tempat medium untuk pertumbuhan akar. c. Medium Tumbuh dan Zat Pengatur Tumbuh
Medium tumbuh mempunyai peranan sebagai penyedia hara
Komposisi medium tumbuh terbaik yang dipakai saat mencangkok yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) atau campuran pupuk kandang, sekam dan pasir (1:1:1)
Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang mampu menginduksi akar dan memberikan hasil positif pada cangkokan salak.
ZPT lainnya adalah rootone F dengan dosis 50 mg/anakan
Disamping auksin sintetik dapat juga digunakan limbah bawang merah dengan dosis 75 g d. Tahap Pencangkokan Salak
Membersihkan tapas dan pelepah daun kering
Menyediakan medium tumbuh dan membentuk wadah yang
Menyiapkan larutan ZPT sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan (7,5 cc per tunas).
Pemasangan pot pada tunas / anakan, pot yang telah disiapkan distel dengan besar kecilnya bonggol tunas / anakan. Pot diisi campuran medium tumbuh, kemudian ditempelkan pada pangkal tunas/anakan, dan pencangkokan dilakukan pada awal musim hujan.
Pelepasan cangkokan dari pohon induk, dilakukan apabila cangkokan telah mempunyai akar yang cukup tua dan kuat untuk dipindahkan ke medium pot keranjang bambu. Pencangkokan dengan ZPT dapat dipanen pada umur 2,5 - 5 bulan, sedangkan tanpa ZPT dipanen umur 6 - 8 bulan.
Pemeliharaan camgkokan dipesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di lapang.

BUDIDAYA KEDELAI

Budidaya Kedelai di Lahan Kering
Keluaran Teknologi budidaya kedelai di lahan kering Bahan dan Alat Bahan : bibit, pupuk Urea, TSP, KCl Alat : garu, cangkul, arit Syarat Tumbuh a. Tanah
Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organik dan pengapuran. b. Iklim Kedele dapat tumbuh subur pada :
curah hujan optimal 100-200 mm/bulan.
Temperatur 25-27 derajat Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari.
Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m, dengan ketinggian optimal sekitar 600 m. c. Air Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele. Teknik Budidaya 1. Persiapan lahan Pengolahan lahan dimulai sebelum jatuhnya hujan. Tanah diolah dengan bajak dan garu/cangkul hingga gembur. Untuk pengaturan air hujan perlu dibuat saluran drainase pada setiap 4 m dan di sekeliling petakan sedalam 30 cm dan lebar 25 cm. Kedele sangat terganggu pertumbuhannya bila air tergenang. 2. Perlakuan benih Untuk mencegah serangan hama lalat bibit, sebelum ditanam benih dicampur Marshall dengan dosis 100 gram/5 kg benih. Benih dibasahi secukupnya lalu dibubuhi Marshall dan diaduk rata. 3. Penanaman Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha. Penanaman benih dengan cara ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm sesuai kesuburan tanah, setiap lubang tanaman diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis. 4. Pemupukan Dianjurkan menggunakan pupuk Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCl 50 kg/ha atau sesuai anjuran setempat. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan yaitu saat pengolahan tanah terakhir. Mula-mula Urea dan TSP dicampur lalu disebar merata, disusul penyebaran KCl kemudian diratakan dengan penggaruan. 5. Penyulaman Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu. 6. Penyiangan Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali, karena di lahan kering gulma tumbuh dengan subur pada musim penghujan. Penyiangan I pada saat tanaman berumur 2 minggu, menggunakan cangkul. Penyiangan II bila tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur 7 minggu), menggunakan arit atau gulma dicabut dengan tangan. 7. Pengendalian hama Tidak kurang dari 100 jenis serangga dapat menyerang kedele. Pengendalian di tingkat petani terutama di daerah sentra produksi sering menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa memperdulikan populasi hama. Hal ini selain menambah biaya juga merusak lingkungan dan menimbulkan kematian serangga berguna. Untuk mengurangi frekuensi pemberian insektisida adalah dengan aplikasi insektida berdasarkan pemantauan hama. Insektisida hanya akan digunakan bila kerusakan yang disebabkan oleh hama diperkirakan akan menimbulkan kerugian secara ekonomi, yaitu setelah tercapainya ambang kendali. 8. Panen Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat. Panen terlalu awal menyebabkan banyak biji keriput, panen terlalu akhir menyebabkan kehilangan hasil karena biji rontok. Ciri-ciri tanaman kedele siap panen adalah :
Daun telah menguning dan mudah rontok
Polong biji mengering dan berwarna kecoklatan
Panen yang benar dilakukan dengan cara menyabit batang dengan menggunakan sabit tajam dan tidak dianjurkan dengan mencabut batang bersama akar. Cara ini selain mengurangi kesuburan tanah juga tanah yang terbawa akan dapat mengotori biji. 9. Analisa Usahatani Kedele Dengan menerapkan teknik budidaya ini di desa Sekotong Tengah, Lombok Barat pada MH 1994/1995 diperoleh produksi terendah 1,23 ton/ha dan tertinggi 2,0 ton.ha. rata-rata produksi dari 15 orang petani pelaksana adalah 1,56 ton/ha, Analisa ekonomi menggunakan acuan produksi 1,5 ton/ha adalah sebagai berikut : a. Saprodi
- Benih 40 kg @ Rp. 1.700,- = Rp. 68.000,-
- Pupuk : Urea 50 kg @ Rp. 300,- = Rp. 15.000,-
TSP 100 kg @ Rp. 480,- = Rp. 48.000,-
Kcl 50 kg @ Rp. 550,- = Rp. 27.500,-
- Obat-obatan :
- Marshal 0,8 kg @ Rp. 35.000,- = Rp. 28.000,-
- Azodrin 1,5 liter @ Rp. 12.000 = Rp. 18.000,-
Biaya saprodi (a) = Rp. 204.000,-
b. Tenaga kerja
- Pengolahan tanah = Rp. 108.000,-
- Penanaman 15 OH @ Rp. 2.500,- = Rp. 37.500,-
- Penyiangan 35 OH @ Rp. 2.500,- = Rp. 87.500,-
- Penyemprotan 4 OH @ Rp. 2.500,- = Rp. 10.000,-
- Panen dan prosesing = Rp. 112.500
Biaya tenaga kerja (b) = Rp. 112.500,-
c. Total biaya (a+b) = Rp. 355.000,-
d. Hasil 15 kw biji @ Rp. 120.000,- = Rp. 1.800.000,-
e. Pendapatan bersih (d-c) = Rp. 1.240.000,-
f. B/C ratio 2,21

OKULASI MAWAR

Perbanyakan Cepat Bibit Mawar Dengan Cara Okulasi Mata Berkayu
Keluaran Teknik perbanyakan cepat bibit mawar Bahan dan Peralatan 1. Bahan batang bawah, batang atas, sekam, pupuk organik dan non organik, pestisida, polybag diameter 10-15 cm, parafilm, varietas mawar, galur yang ada, paranet sungkup dari kawat, kaso-kaso 2. Peralatan pisau okulasi, gunting stek, sprayer Pedoman Teknis 1. Teknik Okulasi Mata Berkayu I a. Persiapan Media
Tanah dicampur dengan pupuk kandang dan pasir, dengan perbandingan 1:1:1 dan disterilkan
Paranet sungkup dari kawat, ukuran 1,2x2 m (jumlahnya tergantung kebutuhan) dan naungan paranet atau rumah kaca/plastik b. Persiapan batang bawah
Ambil batang mawar pagar yang cukup tua, dan buang daun-daunnya
Potong bagian pucuk (ñ 1/3 panjang batang) lalu batang stek dipotong dengan panjang 15 cm
Tanam dipersemaian (media) yang sudah disiapkan kemudian diberikan sungkup kasa dengan tinggi 60 cm dan intensitas cahaya 60% c. Persiapan batang atas
Siapkan tangkai bunga yang sedang makar dari varietas yang diinginkan, dan buang semua daunnya d. Pelaksanaan okulasi mata berkayu
batang mawar yang akan diokulasi dibuang durinya lalu dibersihkan
buat keratan untuk batas okulasi bawah
buat irisan kearah bawah dengan mengikuti sedikit jaringan kayu, lalu dibuat irisan yang berukuran kira-kira lebarnya 4-5 mm, panjang 1,5-2 cm dan tebal 1-2 mm
ambil mata tunas dari entres dan buat irisan berupa kepingan dengan mata tunas terletak di tengah-tengah ukuran irisan sama dengan irisan batang bawah
tempelkan kepingan mata tunas ke celah yang telah dibuat pada batang bawah
Ikat dengan menggunakan parafilm atau tali rafia
simpan bibit di bawah naungan e. Penanaman
Bibit dapat ditanam di lapang sekitar 2 bulan setelah dilakukan okulasi mata berkayu 2. Teknik Okulasi Mata Berkayu II a. Persiapan Media
Campurkan pupuk kandang, sekam padi dan tanah dengan perbandingan 1:1:1 dan disterilkan
Media dimasukkan kedalam polybag 10-15 cm, lalu diletakkan dibawah naungan sharlon sheet dengan intensitas cahaya matahari 60%
Dari persiapan batang bawah hingga penanaman prosedurnya sama dengan teknik okulasi mata berkayu I, langsung di dalam polybag 3. Perawatan
Lakukan penyiraman dan usahakan media tetap lembab tetapi tidak basah
Pemupukan 1-2 gram NPK/pot seminggu setelah keluar tunas
Lakukan pemangkasan tunas-tunas dari batang bawah seminggu setelah okulasi, dan penyiangan gulma di media tumbuh
Lakukan pemberantasan hama/penyakit bila terlihat tanda-tanda pada tanaman

BUDIDAYA SALAK

Budidaya Salak Nglumut
KEGIATAN 1 : PENYIAPAN LAHAN PENDAHULUAN Untuk membudidayakan tanamansalak tidaklah sulit karena tanaman salak Nglumut dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 700 meter diatas permukaan laut, asalkan syarat lain juga terpenuhi. Adapun syarat tumbuh tanaman salak antara lain adalah :
Tidak tahan terhadap genangan air
Lebih menyenangi naungan (sekitar 50-70% dari jumlah penyinaran penuh)
Suhu antara 20-30%
Jenis tanah yang paling cocok adalah liat berpasir
Kemasaman tanah (pH) berkisar 5-7 TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat mengetahui syarat-syarat tumbuh tanaman salak dengan baik. BAHAN DAN ALAT 1.Cangkul, 2.Arit, 3.Tugar/linggis, 4.Air. LANGKAH KERJA 1. Memilih lahan untuk tanaman salak Pilihlah lahan yang sesuai degnan syarat tumbuh salak. 2. Membersihkan lahan. Lakukan pembersihan lahan dan pengolahan tanah kemudian buatlah bedengan dengan lebar 2 meter atau 2,5 meter dengan panjang sesuai panjang lahan. 3. Pemasangan air. Lakukan pemasangan air untuk menandai tempat pembuatan lubang tanam. 4. Membuat lubang tanam.
Jarak tanam yang umum digunakan adalah 2 m x 2.5 m
Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm
Pisahkan lapisan tanah atas dan lapisan tanah bawah kemudian masing-masing dicampur dengan pupuk kandang kurang lebih 7,5 kg
Setelah campuran tanah dan pupuk dimasukkan kedalam lubang, maka didiamkan terlebih dahulu selama 3- 4 minggu. KEGIATAN 2 : PERBANYAKAN BIBIT PENDAHULUAN Perbanyakan bibit salak dapat dilakukan dengan biji ataupun cangkokan. Umumnya yang dengan menggunakan biji mudah dilakukan tetapi sulit di ketahui hasilnya. Pengalaman menunjukkan bila bibit berasal dari biji 60% akan menjadi jantan. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk memperbanyak bibit tanaman salak sebaiknya melalui cangkokan. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat memperbanyak bibit dengan cara mencangkok yang benar. BAHAN DAN ALAT 1. Arit dan Wangkil 2. Tatah 3. Botol bekas infus, bekas aqua, bumbung bambu, dll. 4. Wangkil LANGKAH KERJA 1. Mencari dan memilih anakan Carilah anakan yang telah memiliki daun kurang lebih 4 pelepah dari induk tanaman yang sehat. 2. Membersihkan pangkal tunas anakan Bersihkan pangkal tunas anakan kemudian, siapkan botol infus yang telah dibagi 2 dan dilubangi atau dapat juga menggunakan gelas bekas aqua, bumbung bambu, dll. 3. Memasang botol infus atau gelas aqua Kalungkan botol infus sampai ke tunas anakan dan isi dengan tanah, kemudian tanahnya dipadatkan. 4. Menunggu sampai tumbuh akar Hasil cangkokan kita biarkan sampai akar tubuh, biasanya 3 sampai 4 bulan sudah bisa di pisah dari induknya. 5. Pemisahan dari induk Lakukan pemisahan anakan dari induknya bila telah terdapat tanda-tanda cangkokan berhasil dengan ditandai adanya akar di sekitar botol infus atau gelas aqua. Pemisahan dilakukan dengan hati-hati dengan memotong akar yang berhubungan dengan induk yaitu dengan menggunakan tatah. 6. Memindahkan cangkokan ke dalam keranjang bambu Bila cangkokan telah dipisahkan dari induknya maka perlu segera dipindahkan kedalam kerang bambu yang berukuran diameter sekitar 15 cm untuk membantu proses adaptasi terhadap lingkungan bila dipindahkan ke lahan pertanaman. Di keranjang bambu ini waktunya kurang lebih 4 sampai 6 minggu. KEGIATAN 3 : PENANAMAN PENDAHULUAN Penanaman tanaman salak sebaiknya dilakukan pada awal musim huja, sehingga tidak memerlukan tambahan tenaga kerja untuk melakukan penyiraman. Apabila penanaman dilakukan diluar musim hujan, hendaklah selama kurang lebih 2 minggu sejak bibit salak ditanam dilakukan penyiraman pada waktu pagi dan sore hari. Mengingat tanaman salak adalah jenis tanaman yang berumah dua dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah tidak dalam satu pohon, makadalam penanamannya diperlukan tanaman jantan. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan penanaman tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Bibit tanaman salak dari cangkokan 2. Bibit tanaman jantan 3. Lubang tanaman yang sudah diberi pupuk. 4. Cangkul LANGKAH KERJA 1. Menyiapkan lubang pertanaman Lubang pertanaman yang sudah dipersiapkan kurang lebih 3 atau 4 minggu sebelum penanaman agar dibersihkan lagi dari kemungkinan tumbuhnya rumput atau gulma. 2. Menanam bibit Lakukan penanaman bibit pada lubang tanam yang telah disiapkan dengan cara langsung tanpa membuka keranjang bambu tetapi lubang tanam harus diberi furadan terlebih dahulu 3. Pemeliharaan bibit Lakukan penyiraman apabila penanaman diluar musim hujan 4. Penanaman tanaman jantan Lakukan penanaman tanaman jantan dengan dengan perbandingan 30 tanaman betina diselingi dengan 1 tanaman jantan ata dapat juga dilakukan penanaman tanaman jantan sebagai pagar keliling. KEGIATAN 4 : PEMELIHARAAN PENDAHULUAN Kegiatan pemeliharaan tanaman salak berupa penyiraman, pemangkasan pelepah, pemupukan, membantu proses penyerbukan, penjarangan buah dan pengendalian hama dan penyakit yang kesemuanya dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mampu memproduksi secara optimal. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan penanaman tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Ember, saluran irigasi 2. Pupuk kandang 3. Cangkul 4. Arit 5. Tatah 6. Gunting 7. Bunga jantan 8. Bunga betina 9. Alat perangkap 10. Insektisa LANGKAH KERJA 1. Melakukan penyiraman Apabila tanaman salak kurang air, maka perlu dilakukan penyiraman baik melalui saluran irigasi ataupun dengan pompa air hingga tanaman betul-betul menunjukkan pertumbuhan yang normal. 2. Melakukan pemangkasan daun/pelepah daun Lakukan pemangkasan pelepah daun hingga tertinggal kurang lebih 8 sampai 10 pelepah saja. 3. Membentuk rumpun tanaman Lakukan pengurangan terhadap anakan dengan cara mencangkok ataupun membuang anakan sehingga tanaman salak dalam satu rumpun dapat dibiarkan tumbuh 2 atau 3 tanaman saja. 4. Pemupukan tanaman salak
Lakukan pemupukan tanaman salak 2 kali setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan.
Untuk tanaman muda dapat diberikan pupuk urea 25 gram, TSP 20 gram dan KCl 30 gram per pohon per tahun.
Untuk tanaman yang berproduksi dapat diberikan urea sebanyak 50 gram. TSP 40 gram dan KCl 60 gram per pohon per tahun.
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan 2 kali setahun sebanyak 15 kg per pohon.
Pemberian pupuk dibenamkan di sekitar tanaman salak. 5. Penyerbukan tanaman salak
Carilah tanaman salak bunga betina yang siap diserbuki dengan tanda bunga berwarna merah.
Bukalah tudung manggar bunga betina dengan menggunakan gunting
Serbukilah dengan bunga jantan dengan cara menepuk-nepukkan bunga jantan diatas permukaan bunga betina atau dengan cara mengerik bunga jantan diatas bunga betina yang siap diserbuki.
Tutuplah bunga betina yang telah diserbuki tersebut dengan tudung yang dibuat dari ujung daun salak agar penyerbukan tidak terganggu oleh air hujan. 6. Penjarangan buah Untuk memperoleh buah yang seragam dan besar-besar, maka perlu dilakukan penjarangan buah sebanyak 1 atau 2 kali yaitu pada waktu sebesar biji kelereng dan sebesar bola pingpong. Penjarangan dapat dilakukan dengan cara mencongkel buah yang pertumbuhannya tidak baik, ataupun dengan sistem larik untuk memberikan ruang tumbuh dari buah salak tersebut. 7. Pengendalian hama dan penyakit Umumnya tanaman salak belum banyak mengalami gangguan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang sering ditemukan antara lain luwak dan bajing yang biasanya dikendalikan dengan perangkap. Selain itu semut merat ataupun serangan jamur putih penyebab busuk buah dapat dikendalikan dengan dengan insektisida untuk semut merahnya dan untuk jamur atau cendawan dapat menggunakan fungisida jenis Dithane M-45 atau Benlate 0,2 %. KEGIATAN 5 : PANEN DAN PASCA PANEN PENDAHULUAN Kegiatan panen buah salak dapat diartikan sebagai saat pemetikan buah salak yang telah masak.Umumnya dilakukan pada umur 5-6 bulan sejak hari penyerbukan. Melalui pengamatan di lapangan, musim panen buah salak dapat dipilah menjadi 3 periode yaitu : panen raya pada bulan November - Januari; panen sedang pada bulan Mei - Juli; panen kecil pada bulan Pebruari - April dan panen susulan pada bulan Agustus - Oktober. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat melakukan kegiatan panen dan pasca panen tanaman salak dengan benar. BAHAN DAN ALAT 1. Buah salak yang siap dipanen 2. Gergaji 3. Keranjang LANGKAH KERJA 1. Memilih tanaman salak yang buahnya siap panen. Tanaman salak merupakan tanaman yang memiliki buah non klimatorik atau tidak terjadi proses pematangan, sehingga penentuan saat panen yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam tahapan panen. Tanda-tanda buah salak masak dapat diketahui dari warna kulit buah yang mengkilap, duri kecil pada kulit tidak kelihatan, bila dipetik mudah lepas dan tercium aroma khas salak. 2. Waktu panen salak Waktu panen salak hendaknya diperhatikan tingkat kematangan buah salak yang disesuaikan dengan keperluannya, apakah untuk manisan, hidangan ataukah untuk selai, ataupun disesuaikan dengan jarak transportasinya 3. Memetik buah salak Gunakan sabit yang tajam dengan ujung yang runcing atau dapat juga dengan menggunakan gergaji 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu panen salak : * Usahakan hati-hati agar buah tidak luka * Tidak terlepas dari tangkai * Pemetikan disesuaikan dengan waktu konsumsi * Waktu pemetikan sebaiknya sore hari antara jam 15.00 - 18.00, karena pada saat itu kandungan vitaminnya paling tinggi. 5. Kegiatan pasca panen Setelah buah salak dipanen maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan sortasi yaitu memberihkan dan sekaligus memisahkan buah salak yang baik, tidak cacat dan layak untuk diekspor dengan buah hasil sortiran. Setelah itu baru melakukan grading yaitu penggolongan buah salak berdasarkan ukuran buah,berat, warna kulit, bentuk, rupa, dll, yang digolongkan dalam kelas mutu. 6. Penggolongan buah salak Berdasarkan mutu buah salak dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu : 1) Salak mutu AA, adalah salak yang betul-betul super, sehat, besar-besar (1 kg berisi 11-13 buah) dan warnanya kekuning-kuningan. 2) Salak mutu AB, adalah salak yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil (1 kg berisi 15-19 buah, sehat,dan warnanya kekuning-kuningan. 3) Salak mutu C, biasanya digunakan untuk manisan. Satu kilogramnya biasanya berisi 25-30 buah dan biasanya warnanya kehitam-hitaman. 4) Salak mutu BS, yaitu salak yang sudah tidak layak untuk diperdagangkan, biasanya busuk, ataupun pecah dan cacat. Selain penggolongan diatas juga dapat digolongkan berdasarkan berat buah yang biasanya dibagi menjadi tiga golongan , yaitu : 1) Golongan I, salak yang berisi 13 buah/kg dan biasanya disetor ke toko buah. 2) Golongan A, salak yang berisi 20 buah/kg, biasanya dibeli oleh pengecer di pasar. 3) Golongan C, salak yang berisi 30 buah/kg, biasanya disetor ke pengecer di terminal kendaraan umum. KEGIATAN 6 : ANALISA USAHATANI PENDAHULUAN Untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu usaha tentunya kegiatan analisa sangatlah diperlukan. Namun umumnya para petani belum melakukan kegiatan analisa usahatani dengan baik dan benar. Artinya seorang petani belum mampu membuat catatan analisa usahatani atau farm recording dengan tertib. TUJUAN Setelah mempelajari brosur ini, pembaca dapat menghitung analisa usahatani salak serta memperoleh informasi tentang keuntungan budidaya salak. INFORMASI POKOK Dalam menghitung analisa usahatani pada prinsipnya dapat didilakukan dengan cara menghitung modal usaha baik modal tetap (A) maupun modal kerja (B) dan menghitung penghasilannya (C). Modal tetap (A) terdiri dari komponen bibit,cadangan bibit, peralatan dan sewa tanah. Modal kerja (B) terdiri dari upah tenaga (penanaman, pengolahan tanah, penyulaman, penyiangan, pemupukan, dll), obat-obatan dan pupuk. Modal tetap (A) dan modal kerja (B) adalah merupakan biaya total atau modal usaha (D) yang dikeluarkan untuk suatu proses produksi. Penghasilan (C) yang dimaksud disini adalah produksi yang diperoleh baik buah maupun anakan dikalikan dengan harga jual saat itu. Untuk menghitung keuntungan yang diperoleh dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Keuntungan (K) = Penghasilan (C) - Biaya total (D) INFORMASI PENUNJANG Sebagai suatu gambaran hasil pengamatan dilapangan usahatani salak ini sangatlah menguntungkan. Pendapatan petani salak dalam setiap hektarnya dengan populasi 2000 pohon dan produksi 10 kg/pohon/tahun, bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp.40 juta/tahun (harga per kg sekitar Rp. 3.000,- dan biaya produksi per hektar sekitar Rp.20 juta). Di sini perlu kami tambahkan sebagai bahan pembanding hasil analisa usahatani salak Nglumut yang pernah dilakukan. (Cuplikan dari Sinar Tani, No.2808 Tahun XXX, edisi bulan September 1999) Analisa Usahatani Salak Pondoh Sleman (Nglumut) setiap Hektar dengan populasi 1.750 batang Tahun Ke Tenaga Kerja (Rp.) Biaya Saprodi (Rp.) Biaya Lain-lain (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.) 01 02 03 04 05 2.255.000 2.322.000 4.314.000 5.820.000 5.454.000 8.862.500 2.697.000 1.187.500 5.087.500 4.962.500 1.350.000 1.260.000 1.260.000 1.260.000 1.260.000 12.437.500 6.279.000 10.761.500 12.167.500 11.676.500 Tahun Ke Produksi Buah (Kg) Nilai Produksi Buah (Rp.) Nilai Produksi Bibit (Rp.) Total Penerimaan Usahatani (Rp.) Pendapatan Usahatani (Rp.) 01 02 03 04 05 0 0 2.500 15.000 20.000 0 0 3.750.000 33.000.000 50.000.000 0 0 10.400.000 11.250.000 11.250.000 0 0 14.150.000 44.250.000 61.250.000 (- 12.437.500 ) (- 6.279.000 ) 3.388.500 32.082.500 49.573.500Sumber : (Cuplikan dari Sinar Tani, No. 2808 Tahun XXX, edisi bulan September 1999)< (ID:306, posted:29 April 2002 , Source: Departemen Pertanian)
[View 0 Comments] [Add Comment] [Tell to friend]

BUDIDAYA CABAI

Budidaya Cabai Pupuk dasar : 30 ton pupuk kandang
Pupuk buatan : 150 kg Urea, 450 Kg ZA, 200 Kg TSP dan 200 Kg KCl
Fungisida sistemik dan kontak
Vaksin Carna-5, metil eugenol (seks feromoid)
Mulsa plastik hitam b. Peralatan
Alat pertanian seperti cangkul, sabit, sekop dll
Alat semprot semi otomatis dengan nozel kipas TJ XR 1102 VS Pedoman Teknis : 1. Varietas yang dianjurkan a. Dataran tinggi = cabai keriting b. Dataran rendah = Tit Super dan Jatilaba disemai sampai terbentuk 5-6 helai daun 2. Jarak Tanam a. Dataran tinggi = 40 cm x 50 cm b. Dataran rendah = 30 cm x 40 cm 3. Pengolahan Tanah
Tanah dibalik 2-3 kali, sisa tanaman sebelumnya dimusnahkan
Untuk tanah sawah dibuat surjan empat baris
Untuk tanah tegalan dibuat bedengan atau guludan untuk penanaman tunggal atau ganda 4. Pemupukan per Ha
30 ton pupuk kandang kotoran sapi atau 5 ton kompos yang sudah matang diberikan sekaligus sebelum tanam
150 kg TSP diberikan sekaligus pada waktu tanam
150 kg Urea, 450 kg ZA dan 200 kg KCl diberikan tiga kali masing-masing sepertiga dosis pada saat tanaman berumur 10 hari, 2 dan 3 bulan 5. Cara Tanam Sebelum ditanam akar semaian cabai dicelup dalam larutan 0,1 % Previcur selama 5 menit. a. Dataran Rendah Tanaman cabai ditanam secara tumpang gilir dengan bawang merah. Jarak tanam bawang merah 15 cm x 20 cm. Setelah bawang merah dipanen dipasang mulsa jerami sebanyak 20 ton per ha dan disebar secara merata. b. Dataran tinggi Tanaman cabai ditanam disela tomat bersamaan saat tanamnya atau tanaman tomat ditanam dua minggu setelah tanam cabai. Penanaman cabai dapat juga dilakukan secara monokultur dengan pemasanngan mulsa plastik hitam atau perak. 6. Pemeliharaan
Imunisasi dengen menggunakan vaksin Carna-5 dilakukan di persemaian pada saat dua minggu sebelum ditanam di lahan pertanaman.
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan
Penyiangan dilakukan 1-2 kali untuk pertanaman di dataran rendah. Sedangkan pertanaman cabai di dataran tinggi penyiangan dilakukan 2-3 kali.
Pengguludan dilakukan pada saat pemberian pupuk yaitu ketika tanaman berumur 1, 2 dan 3 bulan
Penyemprotan pestisida dilakukan berdasarkan ambang kendali dari hama atau penyakit yang bersangkutan. 7. Pengendalian OPT Cabai
Pemantauan hama dan penyakit dilakukan seminggu sekali setelah tanam terhadap 10 tanaman contoh untuk setiap 0,2 ha yang diambil secara sistematis pada garis diagonal.
Dipasang perangkap metil eugenol untuk lalat buah dan buah yang diserang lalat buat dimusnahkan.
Pengendalian penyakit antaraknos dapat dilakukan dengan penyemprotan 0,2 % Daconil (konsentrasi formulasi) atau menggunakan fungisida sistemik (Ridomil MZ, Previcur, Provit dll) dan kontak (Daconil, Antracol, Vondozeb dll) Buah yang diserang dimusnahkan.
Pengendalian bercak daun dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida Daconil atau Score.
Pengendalian Thrips dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Pegasus atau Mesurol berdasarkan ambang kendali 15 % tanaman rusak atau terdapat 10 ekor per daun pada waktu sore hari.
Pengendalian mite dapat dilakukan secara mekanis dan dengan insektisida/akarisida. Daun-daun yang terserang pada tanaman muda ( < 35 hari) dipetik, lalu disemprot dengan akarisida/insektisida.
Pengendalian virus kompleks, untuk tanaman cabai dibawah umur 35 hari, terserang kurang dari 2%, maka tanaman dimusnahkan dan disulam. Untuk tanaman berumur 40 hari yang terserang virus tersebut tanaman tetap dibiarkan, tetapi hasilnya jangan digunakan sebagai bibit.
Pengendalian ulat grayak dilakukan dengan memesang seks feromoid untuk ngengat jantan.
Pengendalian ulat tanah dilakukan dengan mengumpulkan ulat disekitar tanaman rusak dan memusnahkannya. Bila infestasi tinggi waktu sore hari tanah disekeliling tanaman disemprot dengan insektisida Drusban 0,2 %. 8. Pemanenan
Untuk dijual segar, Pemanenan dilakukan pada saat buah berukuran penuh dengan warna kulit matang awal.
Untuk Diawetkan/dikeringkan, Pemanenan dilakukan pada saat buah telah berwarna merah secara keseluruhan. 9. Lokasi : Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Keterangan lebih rinci dapat menghubungi Ati Srie Duriat Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang Jl. Tangkuban Perahu 517 Lembang - Bandung 40391